Strategi Menyesuaikan Diri di Kelompok Bermain TK PAUD
WordPress.com
Pada kesempatan ini, Ruang Guru PAUD akan berbagi tisp tentang Strategi Menyesuaikan Diri di Kelompok Bermain TK PAUD yang seluruhnya kami kutip dari http://anggunpaud.kemdikbud.go.id. Simak penjelasannya dibawah ini, semoga bermabfaat.
Bagi sebagian besar anak, hari pertama masuk kelompok bermain akan menggembirakan (membayangkan berbagai macam permainan, mainan, kegiatan orang dewasa dan anak-anak lain) sekaligus mengkhawatirkan (membayangkan ia hams berpisah dari ibu dan ayah selama beberapa jam). Karena itu, hah pertama di kelompok bermain bisa menjadi saat yang penuh tantangan bagi Anda berdua, ketika batita Anda menempel pada Anda dan tidak mau melepaskan tangan Anda untuk bergabung dengan teman-temannya. Reaksi ini sangatlah normal dan banyak yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Segala bentuk ketakutan dan kekhawatiran yang diperlihatkan anak akan hilang dalam beberapa hari. Tentu saja, ada beberapa anak yang memulai hari pertamanya di kelompok bermain tanpa menengok ke belakang dan mencari orang tua mereka. Mereka maju dengan penuh percaya diri dan tidak merasakan kekhawatiran terhadap perpisahan sementara ini. Sementara, anak-anak lain memperlihatkan reaksi yang berbeda, mulai dari rasa malu, sedikit rasa takut, hingga menangis keras-keras. Bagaimanapun reaksi anak Anda di hari-hari pertama tersebut, beri ia dukungan penuh. Teruslah mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja dan sebentar lagi Anda berdua akan bertemu kembali.
Tanya-Jawab
Anak saya perlu waktu yang sangat lama untuk berpisah dari saya di kelompok bermain. Apakah baik apabila saya menemaninya selama ia mau?
Setelah beberapa hari pertama terlewati, usahakan untuk memisahkan diri lebih cepat sambil tetap memberikan rasa nyaman padanya. Buatlah rutinitas, seperti berikanlah ciuman dan pelukan padanya, lalu serahkanlah ia kepada orang dewasa yang bertugas di sana, dan tinggalkanlah. Sebaliknya, Anda bisa membuat perpisahan ini semakin sulit baginya jika Anda sejak awal terlalu berlama-lama tinggal di tempat itu.
Anak kami menangis saat kami menjemputnya dari kelompok bermain, seakan-akan ia tidak mau pulang. Kami merasa sedih. Apa yang bisa kami lakukan?
la menangis karena ia mengalami kesulitan berpindah dari satu suasana ke suasana lainnya. Masalah ini mudah diatasi dengan cara meminta staf di kelompok bermain untuk mengingatkan anak Anda-sebelum Anda datang-bahwa Anda akan menjemputnya. Jika mereka melakukan ini selama beberapa kali, air matanya akan berubah menjadi semangat.
Fakta-Fakta Perpisahan
- Kekhawatiran anak untuk berpisah dari orang tuanya selama di kelompok bermain biasanya berkurang setelah beberapa minggu dan akan hilang sepenuhnya setelah-paling lama-satu
- Tidak ada hubungan antara tangís anak saat berpisah dengan problem psikologis di kemudian hari. Kekhawatiran adalah reaksi normal terhadap perpisahan
- Anak yang percaya diri sekalipun kerap merasakan kekhawatiran terhadap perpisahan. Bahkan, ini juga dialami oleh anak yang sudah pernah diajak mengunjungi beberapa tempat penitipan anak
sebelum bergabung dengan yang sekarang.
- Anak yang mengalami kekhawatiran terhadap perpi-
sahan saat mulai masuk kelompok bermain biasanya lebih waspada, ingin tahu, dan bersikap tegas saat ia sudah terbiasa dengan perpisahan tersebut.
Membantunya Berpisah
Pertimbangkan strategi berikut untuk meningkatkan percaya diri anak dalam menghadapi perpisahan dengan Anda pada hari pertama di kelompok bermain (atau di jasa pengasuhan anak lainnya):
- Beritahu ia sebelumnya. Katakan pada anak bahwa sebentar lagi ia akan mulai masuk kelompok bermain (atau jasa pengasuhan lainnya). Pastikan sebelumnya bahwa ia sudah berkenalan dengan orang dewasa dan anak-anak di kelompok bermain tersebut, sehingga situasi ini tidak begitu asing baginya.
- Libatkan ia. Anak akan lebih mudah tenang pada hari pertama di kelompok bermainnya jika ia langsung memusatkan pikiran pada aktivitas tertentu. Segera carikan sesuatu yang bisa ¡a mainkan begitu ¡a tiba di tempat tersebut.
- Beritahukan bahwa Anda akan datang kembali. Anda tahu pasti bahwa Anda akan datang menjemputnya, tapi anak Anda mungkin tidak menyadari hal ini. Jadi, sampaikan hal ¡tu padanya secara spesifik. Misalnya, katakan, 'Sebentar lagi kita ketemu sebelum waktu makan siang.'
- Puji ia saat Anda menjemputnya. Katakan padanya betapa bangganya Anda melihat ¡a senang di kelompok bermain dan bermain dengan anak- anak lain di sana, la bangga jika Anda tertarik pada hal-hal yang ia lakukan dan matanya akan bersinar saat mendapat dukungan yang nyata dari Anda.
Strategi Menyesuaikan Diri di Kelompok Bermain TK PAUD
Prinsip Praktis
O Gunakan pengasuh anak (babysitter) dalam beberapa kesempatan.
Anda menggunakan babysitter karena Anda membutuhkan. Tapi, ternyata hal ¡ni juga baik bagi anak karena akan membuatnya terbiasa dengan adanya pengasuh sementara.
O Ajak ¡a mengikuti kelompok-kelompok untuk anak.
Kelompok ‘Ibu dan Balita’ atau kelompok bermain (playgroup) bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri anak dalam bersosialisasi dengan anak-anak lain. Anda pun bisa ikut mendampinginya.
O Daftarkan anak dalam kelas aktivitas.
Kemandiriannya perlahan-lahan semakin tumbuh karena ia telah mengikuti kelas aktivitas singkat dan terstruktur yang dipimpin oleh orang dewasa. Dalam hai ini, Anda bisa meninggalkan kelas selama beberapa menit.
o Menerima bantuan dari teman dan keluarga.
Meninggalkan anak dengan teman atau keluarga, sementara Anda melakukan kegiatan untuk diri sendiri akan memberinya pengalaman berpisah sementara.
O Pertimbangkan untuk menggunakan pengasuh sementara.
Bila dijaga oleh pengasuh anak, walaupun hanya beberapa hari dalam seminggu, anak dapat terbantu untuk mengurangi membantu mengurangi potensi rasa gelisah atau kekhawatirannya ketika ia mulai masuk kelompok bermain.
strategi Mengatasi Masalah di Kelompok Bermain
Walaupun anak merasa senang di kelompok bermain, mempelajari hal-hal baru, berteman, dan berinteraksi dengan orang-orang dewasa baru, pada kenya- taannya, hidup jarang sekali berjalan sesuai rencana, bahkan di usia anak Anda sekalipun! Masalah bisa saja terjadi dan si kecil membutuhkan bantuan untuk mencari solusi. Berikut beberapa permasalahan umum yang mungkin dialami anak di kelompok bermain.
Bersosialisasi
Staf di kelompok bermain mengatakan bahwa walaupun anak Anda selalu hadir di kelompok bermain, ia masih jarang bermain dengan anak-anak lainnya. la lebih suka bermain sendiri dan menghindari kontak saat anak-anak lain mendekatinya. Strategi di bawah ini bisa membantu anak untuk bersosialisasi:
- Sahabat di kelompok bermain Staf kelompok bermain bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri anak dengan cara memasangkannya dengan seorang teman-seorang anak yang sedikit lebih besar dan lebih percaya diri, yang akan mengajak- nya bermain bersama dua atau tiga kali selama di kelompok bermain.
Tanya-Jawab
Saya telah mencoba berbicara dengan staf di kelompok bermain mengenai beberapa hai yang saya khawatirkan tentang anak saya, tetapi mereka sepertinya tidak peduli. Apa yang bisa saya lakukan?
Buatlah janji untuk berbicara secara pribadi dengan pimpinan kelompok bermain. Saat Anda mendapatkan perhatian penuh dari mereka, jelaskan kekhawatiran Anda. Minta mereka untuk memikirkan apa yang bisa mereka lakukan untuk mengatasi hai yang membuat Anda khawatir. Buatlah perjanjian untuk bertemu kembali tiga minggu kemudian guna memonitor kemajuan.
- Kelompok kecil. Staf kelompok bermain juga bisa mengajak anak untuk mengikuti aktivitas yang dilakukan dalam kelompok kecil, yang hanya terdiri dari dua atau tiga orang anak lain, sehingga tidak terlalu membuatnya takut.
Menangis
Sesering apa pun Anda memberikan dorongan pada anak, ¡a tetap saja menangis sepanjang hari di kelompok bermain. Sepertinya tidak ada hal tertentu yang mengganggunya, tetapi ia menangis sejak tiba hingga saat akan pulang.
- Perhatian individual. Mungkin yang ia butuhkan hanya perhatian yang teratur dan konsisten untuk membantunya menyesuaikan diri. Salah satu cara yang efektif adalah meminta salah seorang staf kelompok bermain untuk berbicara dengannya secara teratur sepanjang hari. Perhatian ekstra seperti ini akan membuatnya merasa lebih aman dan membuat ia merasa sebagai bagian dari tempat tersebut. Jika tidak terjadi kemajuan setelah beberapa bulan, kemungkinan terdapat masalah pada kelompok bermain tersebut.
Menolak Makanan
Walaupun kelompok bermain memberikan beberapa pilihan makanan kecil saat jam istirahat dan makanan berat saat makan siang, ia hanya menatap piringnya tanpa memakan apa-apa. Bujuk rayu dari staf kelompok bermain sepertinya tidak mempan. Tetapi, saat tiba di rumah, ia terlihat sangat lapar. Ada dua strategi yang saling mendukung yang bisa membantu
Anak saya kelihatannya mengalami berbagai macam masalah di kelompok bermain. Saat satu masalah selesai, masalah lainnya timbul. Apakah hal ini normal?
Beberapa anak akan melewati masa kelompok bermain dengan mulus tanpa ada keluhan, sementara anak-anak lainnya menganggap tantangan yang dihadapinya setiap hari sangat sulit dihadapi. Anak Anda adalah salah satu anak yang memerlukan dukungan emosional dan bimbingan di atas rata-rata pada masa ini. Saat ¡a sudah merasa nyaman dan tenteram, ia akan dapat menghadapi hambatan- hambatan tersebut dengan sendirinya.
Anak yang tidak bermain dengan anak- anak lainnya memerlukan simpati dan bantuan yang lem but da ri para staf agar ia lebih mudah bersosialisasi.
melenyapkan penghalang antara "makanan rumah" dan "makanan kelompok bermain":
- Makanan kelompok bermain di rumah. Bawalah sedikit makanan kelompok bermain dan cobalah menyajikannya untuk anak Anda di rumah dalam suasana yang sudah dikenalnya.
- Makanan rumah di kelompok bermain Bawalah sedikit makanan rumah untuk dibawanya ke kelompok bermain sebagai bekal untuk ia makan.
Menolak Menggunakan Toilet
Staf kelompok bermain melaporkan, ia tidak mau menggunakan toilet di kelompok bermain walaupun terlihat tidak nyaman karena menahan buang air kecil. Saat disarankan untuk pergi ke toilet, ia menggelengkan kepalanya dan terus bermain dengan anak-anak lain. Keengganan anak bisa disebabkan oleh rasa malu karena kehadiran anak-anak lainnya, yang tentu saja berbeda dengan suasana di rumah. Mintalah staf di sana mencoba hai berikut untuk memperkenalkannya pada kebiasaan baru ini:
- Staf kelompok bermain bisa mengantarnya ke toilet sambil memberitahu bahwa tidak akan ada anak- anak lain di sana. Privasi seperti ini bisa membantu meningkatkan kepercayaan dirinya hingga nanti ia pergi ke toilet sendiri tanpa harus diminta.
Kesulitan Mencapai Kemajuan
Pada akhir kelas pertama atau berikutnya, staf kelompok bermain memberitahu Anda bahwa anak Anda lebih lambat menguasai hal-hal baru dibanding anak-anak lain. Misalnya, ia mengalami kesulitan menghapal warna-warna atau mengalami kesulitan menyusun puzzle. Anak yang memiliki kesulitan belajar bisa memperbaiki prestasinya jika ia mendapatkan dukungan yang terencana dari staf kelompok bermain, dan juga Anda:
- Program individual. Staf kelompok bermain bisa meluangkan sedikit waktu untuk membantunya mengenal warna, misalnya hingga ia memahami prinsipnya. Pendekatan ini bisa digunakan dalam berbagai aspek belajar.
Kesiapan Bersekolah
Kesiapan untuk mulai sekolah adalah proses yang terns berjalan, bukan suatu titik yang dapat dicapai begitu saja. Dengan kata lain, tidak pernah ada di dalam kamus bahwa seorang anak yang pada hari ini merasa belum siap untuk bersekolah, mendadak merasa siap pada keesokan harinya. Anak mempelajari keterampilan baru perlahan-lahan selama periode prasekolah. Kombinasi antara bakat dan kemampuan inilah yang membuatnya siap menghadapi tantangan bersekolah.
O Motivasi tinggi.
Anak dengan motivasi tinggi akan tampak sangat menantikan keberangkatannya ke sekolah setiap hari dan menyelesaikan setiap tugas dengan semangat. Kemajuannya akan semakin pesat jika ia memiliki motivasi tinggi. Sebaliknya, anak yang pasif dan merasa bosan kemajuan belajarnya akan lambat.
© Percaya diri.
Anak yang menghargai diri sendiri dan yakin pada diri serta kemampuannya, akan menghadapi tantangan baru di kelas dengan penuh semangat, tidak dengan keragu-raguan. la cukup percaya diri untuk menerima risiko kegagalan.
Bermain bergiliran dan membagi mainannya dengan teman- temannya.
- Membuka jaket, sepatu, dan kaus kákinya
- Mengikuti instruksi dasar, seperti "Simpan bukumu di lemari."
- Bisa buang air di toilet sendiri pada siang hari dan memakai baju serta celananya sendiri.
- Memperhatikan anak-anak lain yang berbicara dengannya.
- Mendengarkan ketika Anda bertanya dan memberikan jawaban yang sesuai.
- Mau ditinggal bersama babysitter tanpa menangis saat Anda pergi.
- Bekerja sama dengan temannya dalam kegiatan atau permainan kelompok.
- Bertanggung jawab atas kebersihan dirinya di siang hari.
- Menyebutkan nama, alamat rumah, dan tanggal lahirnya saat ditanya.
- Duduk dengan tenang dan mengikuti kegiatan selama beberapa menit.
Kemampuan Pribadi
Beberapa orang tua berpikir bahwa cara terbaik membantu anak menyiapkan diri untuk mulai bersekolah adalah mengajarkannya teknik belajar yang mendasar.
Anda mungkin berpikir, bukankah tujuan bersekolah adalah .belajar? Jadi, anak yang sudah mengenal tahap awal dari tiga 'M'
0 Kemampuan mendengarkan.
Sebagian besar proses belajar melibatkan kegiatan mendengarkan, setidaknya pada awalnya. Anak harus bisa memperhatikan saat gurunya berbicara kepadanya dan mendengarkan teman-temannya saat mereka sedang bersama-sama mendiskusikan topik tertentu di kelas.
(membaca, menulis, dan matematika) saat mulai sekolah bisa setingkat lebih maju dibanding teman-teman sekolahnya. Walaupun itu adalah hal yang positif, kemajuan belajar pada tahun-tahun pertama bukanlah faktor utama yang membuatnya lebih maju di sekolah. Hasil diskusi dengan guru-
O Kemampuan berteman
Anak jarang sekali harus belajar sendiri di kelas batita. Sebagian besar kegiatan melibatkan kerja kelompok atau berpasangan. Ini berarti, kemampuan anak untuk berbaur dengan mudah bersama anak-anak lain di kelasnya berpengaruh langsung pada kemajuannya.
guru di taman kanak-kanak menegaskan bahwa kemampuan mengembangkan pribadi-bukan kemampuan belajar-adalah hal yang paling penting di masa taman kanak-kanak.
0Kemandirian.
Saat memasuki masa sekolah, anak diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri tanpa selalu dibantu oleh orang dewasa. Ini meliputi kemampuan menyelesaikan tugas yang diberikan dan memakan makanan kecilnya sendiri.
90 serba-serbi kehidupan anak
strategi: Menyiapkan Anak untuk Mulai Sekolah
Peralihan dari kelompok bermain ke sekolah adalah langkah yang besar bagi anak. Di sana, ia harus menghadapi berbagai tantangan baru. Berikut sejumlah tantangan yang kemungkinan besar akan menantinya dan sejumlah saran agar Anda bisa membantunya.
Kelas, Sekolah, dan Tempat Bermain
Lain halnya dengan kelompok bermain, ruangan kelas di taman kanak-kanak mungkin hanya sebuah bagian kecil dari bangunan yang sangat luas. Letak toilet terasa lebih jauh, ruang kelas lebih banyak, koridor lebih luas, dan banyak tangga yang harus ia naiki. Cobalah mengurangi kekhawatiran anak dengan:
- Memberikan keyakinan. Beri anak Anda kepercayaan diri bahwa ia akan baik-baik Bangunan sekolah yang besar memang bisa terasa menakutkan bagi anak berusia 5 tahun.
- Mengenali area Perlihatkan area yang sudah disiapkan untuk para murid termuda di sekolah itu.
- Memperkenalkan suasana sekolah. Pastikan anak Anda berkesempatan mengunjungi sekolah dan menjelajahi seluruh bagian gedung sebelum ia mulai bersekolah.
Rutinitas
Taman kanak-kanak memiliki rutinitas yang harus diikuti oleh para muridnya. Pola kegiatan yang terstruktur ini memungkinkan berbagai target bisa tercapai dan membantu anak-anak untuk merencanakan kegiatan mereka. ‘Tetapi, rutinitas bisa juga terasa berat bagi seorang anak baru. Jadi, cobalah mempersiapkan anak dengan langkah-langkah berikut:
- Struktur di rumah. Buatlah rutinitas yang tetap di rumah beberapa bulan sebelum ia mulai bersekolah.
- Ajak anak untuk terlibat. Mintalah ia untuk memikirkan rutinitas sehari-harinya dan memberi saran bagaimana rutinitas tersebut bisa
- Berlatih membuat rencana. Ajarkan ia untuk merencanakan kegiatannya. Misalnya, jika Anda berencana akan berbelanja sore ini, doronglah ia untuk mempersiapkan pakaiannya beberapa jam sebelum Anda berdua berangkat.
Harapan pada Para Murid
Harapan orang dewasa pada anak akan meningkat saat anak mulai memasuki masa taman kanak-kanak (TK) dibandingkan saat masih di kelompok bermain. Diasumsikan’bahwa anak akan lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung pada bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Strategi berikut akan membantunya membiasakan diri dengan pengalaman baru ini:
- Kerja kelompok. Saat teman-temannya datang untuk bermain, berikan mereka kegiatan sederhana yang harus dilakukan bersama, seperti memisahkan berbagai bentuk balok ke dalam tumpukan.
- Kurangi perhatian. Kurangi bantuan pada anak. Saat ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tunggulah beberapa saat sebelum membantunya.
- Mintalah ia untuk melakukan lebih banyak hal di rumah selama beberapa bulan sebelum ia mulai bersekolah, seperti mengenakan baju sendiri atau membereskan kamarnya.
Staf dan Murid-Murid
Kemungkinan besar akan ada beberapa ratus murid di sekolah anak Anda dan kebanyakan dari mereka lebih besar darinya. la juga harus membiasakan diri menghadapi orang dewasa yang lebih banyak. Bantulah anak dengan strategi berikut:
- Peluang bersosialisasi. Kemampuan anak untuk bersosialisasi di TK akan menjadi lebih baik apabila ia sebelumnya telah bergabung di kelompok bermain.
- Bertemu dengan guru. Cobalah manfaatkan kesempatan yang ada untuk mempertemukan anak dengan gurunya sebelum mulai bersekolah. Pastikan ia menyadari bahwa ia harus melakukan apa yang dikatakan gurunya.
- Urutan yang berbeda. Sekarang ia menjadi murid termuda di TK dan bukan yang tertua seperti di kelompok bermain dulu. Yakinkan bahwa murid-
murid lainnya ingin berteman dengannya dan akan membantunya.
Kurikulum di Kelas
Walaupun kelompok bermain biasanya mengikuti kurikulum prasekolah yang telah diakui, kurikulum di TK biasanya lebih terstruktur dan menuntut lebih banyak dari anak. Ini bisa menjadi tantangan yang cukup berat bagi murid kecil yang terbiasa dengan pendekatan yang kurang formal. Cobalah strategi di bawah ini:
- Jelaskan pada anak mengenai berbagai jenis kegiatan yang akan ia lakukan di sekolah barunya.
- Materi berbeda. Tunjukkan beberapa materi yang akan ia temui di kelasnya, seperti membaca dan pengenalan komputer.
- Dimensi baru. Tunjukkan beberapa kegiatan baru yang belum pernah dilakukan anak, seperti olahraga atau drama.
Prinsip Praktis
O Jangan mengandalkan kebetulan.
Cobalah memikirkan beberapa tantangan baru yang akan dihadapi anak saat ia mulai bersekolah. Cobalah menganti- sipasi beberapa kesulitan yang akan ia hadapi. Ini adalah cara yang lebih baik dibanding hanya mengandalkan keberuntungan.
O Berpikir positif.
Semangat Anda menyambut awal masa sekolah akan menular ke si kecil. Optimisme Anda akan membuat ¡a merasa optimis pula. Karena itu, cobalah untuk selalu berbicara positif mengenai sekolah, guru-guru, murid-murid lainnya, dan kegiatan belajar di sekolah.
O Ingatkan ia tentang persahabatan.
Akan terasa lebih mudah bagi seorang anak untuk mulai sekolah ketika ia tahu bahwa ia akan memiliki teman-teman yang akan duduk bersamanya di kelas. Tunjukkan hal ¡ni kepadanya. Jelaskan bahwa ini berarti ia akan memiliki teman sejak hari pertama sekolah.
O Dengarkan kekhawatirannya.
Sebaik apa pun Anda mempersiapkan anak untuk mulai sekolah, ia mungkin masih memiliki kekhawatiran mengenai fase baru dalam hidupnya ini. Biarkan ia mengekspresikan perasaannya pada Anda secara terbuka, lalu tenangkan dirinya.
O Ceritakan pengalaman kakaknya.
Jika Anda memiliki anak yang lebih tua yang juga bersekolah di tempat sama, mintalah ¡a menceritakan pengalaman menyenangkan yang dialaminya pada adiknya. (Pastikan ia tidak menakut-nakutinya dengan cerita-cerita seram).
Tanya-Jawab
Anak saya sering terlihat khawatir saat berada di tempat lúas dan ramai. Bagaimana saya dapat membuatnya siap akan hal-hal tersebut, yang nantinya akan ia alami di sekolah?
Membiarkan ¡a berjalan berkeliling sekolah saat proses belajar-mengajar tengah berlangsung akan sangat membantunya. Anda juga bisa membawanya ke pusat perbelanjaan yang besar, stasiun kereta, dan tempat-tempat ramai lainnya untuk membiasakannya dengan suasana dan suara ramai. la akan beradaptasi dengan cepat jika Anda berada di sisinya untuk memberinya keyakinan. Persiapan ¡ni bisa meningkatkan rasa percaya dirinya dan mengurangi kekhawatirannya akan gedung sekolah.
Anak saya selalu paling akhir selesai bersiap- siap. Bagaimana ia akan menghadapi perubahan yang terjadi saat ia mulai bersekolah?
la akan menjadi lebih baik dengan sendirinya karena adanya keinginan untuk mengejar teman-teman sekelasnya. Selain itu, beri ia latihan bersiap-siáp* dengan lebih cepat. Misalnya, hitung berapa lama waktu yang ¡a butuhkan untuk membereskan buku- nya atau memakai sepatunya, lalu buatlah kegiatan ini menjadi permainan yang menantangnya untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih cepat.
Sumber: http://anggunpaud.kemdikbud.go.id